
Me (M): (diucapkan dalam hati) kok filmnya begini yak? Kenapa ada nenek-nenek loncat-loncat di langit-langit ya? Apa gue yang kaga nyambung ya? Apa salah teater ya? Ih, jangan-jangan salah beli tiket? Masa sih? *sambil melihat the husband di samping kanan, dia terlihat agak bingung juga*
The husband (H): *pada saat bersamaan melihat ke daku* Nek, ini kita salah teater gak sih? Apa salah beli tiket?
M: iya ini film aneh banget *sambil cek tiket yang tadi dibeli, ternyata gak salah beli tiket*
15 menit pertama itu serasa nonton film horor yang dipenuhi jijik-jijikan macam darah palsu, cacing, lalat, dan teman-temannya. Satu lagi, I don't like the way they create the character of the angels. Malaikat di film ini digambarkan dengan sayap anti peluru dan bersenjatakan pemukul otomatis. Aneh banget?!
Ditambah ide kalau Tuhan benar-benar murka sama manusia. Hmm.. I don't think that He is that bad, sampai-sampai digambarkan seperti itu. Terakhir, pertarungan antar malaikat: Gabriel vs Michael, oh tidak!!! Apaan sih? It doesn't make sense at all!! Kami bahkan nggak sadar waktu film selesai. Film ini sukses memporakporandakan konsep malaikat di kepala kami.
Satu-satunya yang menyenangkan adalah bisa menghabiskan waktu dengan the husband, that's all.
No comments:
Post a Comment