14 Oct 2009

Off To China Part 7 - Lijiang

Setelah menginap 1 malam di Dali, kami melanjutkan perjalanan ke Lijiang. Dali - Lijiang sekitar 4 jam dengan bus. Lumayan, perjalanan panjang itu kami manfaatkan untuk tidur, ngantuk dan cape abis muter-muter Old Town Dali masih berasa banget deh. Tapi, tidurpun jadi nggak tenang karena ternyata pemandangan selama perjalanan bagus banget, sayang kalau dilewatkan.

Tiba di Lijiang, kami ketemu Local Guide lain. Namanya Linda, masih muda, sekitar 27 tahun tapi pinter banget dan yang bikin kaget Bahasa Inggrisnya lancar buanget! Yah, maklum deh, daku selalu ketemu orang-orang Cina yang nggak bisa English. Kami jadi tmenan juga dan daku janji akan info lowongan kerja as a teacher klu memang ada, dia berharap bisa cari pengalaman di negara lain.

Obyek pertama yang kami datangi adalah Black Dragon Pool. Wah, cantiiiiikk banget (fotonya di atas) persis gambar-gambar di post card hehehe.. foto dari sudut mana aja hasilnya bagus semua. Jadi konon katanya Black Dragon Pool ini dibangun untuk mengusir roh-roh jahat sekaligus jadi tempat liburan juga buat raja-raja. Air di kolamnya walaupun hijau tapi jernih banget, kita bisa lihat sampai ke dasarnya dan kita juga bisa lihat bayangan gunung, gazebo, jembatan yang ada di sana. Cantik :)

Malamnya kami, lagi-lagi, ke Old Town!! Tapi sayangnya malam itu hujan lumayan deras, rencana setelah dinner kami akan punya waktu untuk shopping, tapi karena hujan dan ramai banget batal deh :(

Old Town di Lijinag lebih cantik lagi dari di Dali, bangunan-bangunannya tradisional banget dan sungai-sungai jernih yang mengalir di antara toko-toko bikin suasana jadi nyaman banget. Old Townnya lumayan luas, nggak seperti di Dali yang hanya satu jalan. Di Lijiang jalannya berkelok-kelok, si Tour Guide juga jadi serem klu harus kasih waktu kami untuk shopping. Hmm.. batal deh.. Padahal selama perjalanan ke restoran (yang letaknya juga di Old Town) kami udah lirik-lirik barang di toko-toko yang dilewati tuh!! Akhirnya yah cuma bisa menikmati keindahan Old Town sambil menahan hasrat ingin blanja aja.

Di Lijiang juga ada kincir yang dibangun beberapa ratus tahun lalu, dijadikan landmark dan difoto buanyakkk banget orang, termasuk kami hehehe..


The Hotel
Kami menginap di Golden Spring Hotel, letaknya di city jadi bangunannya juga udah modern, seperti biasa.. Kasurnya keras buanget!! Sampe sakit punggung. Heran deh, kenapa ya orang China suka banget tidur di ranjang keras? Daku lupa tanya ke Local Tour Guide kami. Dan seperti hotel-hotel lainnya, staffnya nggak bisa English. Walah, repot banget deh :

Yulong Mountain (Jade Dragon Snow Mountain)

Obyek yang akan dikunjungi di hari ke-2 di Lijiang bikin kami semangat banget! Kami akan naik ke puncaknya puncak gunung untuk lihat salju abadi. Perjalanan ke puncak sangat membutuhkan semangat 45! Setelah turun dari bis, kami harus naik minibus dan cable car. Setelah itu masih dilanjutkan 30 menit jalan kaki lagi, waaaahhh sehat deh. Tapi demi salju abdi, ayo aja deh. Sepanjang jalan setapak, kami menikmati hijaunya alam. Banyak pohon-pohon tinggi yang kayaknya sudah hidup beberapa puluh tahun. Ada bunga-bunga yang unik yang wanginya bisa tercium dari jarak 5 meter. September adalah peralihan musim semi ke musim gugur, jadi masih cukup banyak tanaman yang berkembang. Udara makin dingin (sekitar 10 derajat Celcius) dan oksigen terasa makin sedikit. Kami ada di ketinggian 3000 meter di atas permukaan laut. Local Guide sudah mengumumkan untuk membeli oksigen cadangan bagi orang-orang yang kurang sehat. Namun akan tetapi, setelah sampe puncak cuacanya nggak bersahabat. Mendung tebal sampe jarak pandang hanya sekitar 20 meter, yah pastinya salju abadi nggak kelihatan :( Sejauh mata memandang yang kelihatan yah cuma pohon-pohon cemara tinggi berjajar rapi. Daku tiba-tiba terbayang, kalau pas Christmas semua pohon cemara itu dihias lampu, apa jadinya ya? hehehe.. Gemerlap dan cantik banget deh..

Jadi kami hanya foto-foto berlatar puncak gunung yang kelihatannya biasa banget (hmmm nggak tau aja perjuangan sampe ke situ) dan istirahat untuk balik turun lagi. Yahh kecewa sihh.. Tapi tunggu dulu!! Walaupun semua kelihatan biasa, tapi ada sesuatu yang menyenangkan:



Di sisi kiri gunung ada beberapa tiang tinggi dan di tali-tali yang menghubungkan tiang tersebut ada banyak sekali mainan kayu kecil. Pas kami dekati ternyata mainan kayu itu adalah wish list orang-orang. Banyaaaaaaaaaaakk banget!! Mungkin sebanyak itulah orang-orang yang pernah berkunjung ke sini. Papan kayu kecil bisa dibeli di sana, wah daku langsung semangat. Daku beli satu papan 10 yuan (Rp15.000) dan langsung make a wish hehe.. Tapi pas perjalanan pulang, daku baru sadar kalau hari itu tanggal 20 Sept 09 hmmm.. harusnya daku tulis 20 09 2009 (double 2009) bukan 20 Sept 2009 yah?! hehehe.. telat ide'nya..
Daku suka banget lihat wish list banyak orang, ada yang dari Inggris, Venezuela, Australia bahkan Africa wuaaaaaaaahhh.. Daku langsung tulis: Jakarta, Indonesia hehehe..
Setelah papan-kayu-kecil-bertopi ditulisi, kami harus cari tempat untuk menggantung bersama ribuan wish list orang lain. Susah banget, hampir semua tempat udah penuh, jadi mesti nyempil :)
Wah daku berharap banget the wishes will come true!! Hopefully..

Di tempat yang sama kami nonton show kolosal, sekitar lebih dari 500 orang terlibat di pertunjukan itu. Show ini mengenai suku minoritas di Yunnan yang jumlahnya sekitar 56. Katanya disutradarai orang Cina (aduh lupa namanyaaa..) yang sering terlibat proses pembuatan film Hollywood. Shownya bagus, heran orang sebanyak itu bisa kompak banget, katanya sih mereka latihan dari 1,5 tahun yang lalu.

Setelah makan siang, perjalanan dilanjutkan ke Jade Peak Temple. Kuil ini adalah salah satu kuil tertua dan beberapa tahun yang lalu pemerintah membangun patung God of Nature yang berupa gabungan kepala dewa dengan badan berupa ular-ular. Jadi patung ini dibangun untuk mengingatkan manusia bahwa manusia harus menjaga alam (horisontal) seperti menjaga hubungan dengan para dewa (vertikal.) Ada juga patung katak bersayap yang unik. Pemandangan di sini tambah cantik karena banyak bunga daisy pink yang bermekaran di sepanjang jalan, cantik banget!! Kami juga ke rumah suku minoritas Naxi untuk melihat langsung keadaan di dalamnya, masih tradisional banget. Di akhir perjalanan, kami mengunjungi The Living Budha (orang suci) yang sudah berusia hampir 100 tahun. Di halaman rumahnya ada pohon yang berusia 500 tahun dan tugas The Living Budha adalah menjaga pohon ini supaya selalu subur. Pohon ini hanya berbunga di bulan Maret, satu kali setiap tahun. Waktu itu hujan teru-terusan menemani perjalanan kami, suasananya jadi berbeda. Dingin banget pulaaa.. hehehe..

Malam itu kami makan di hotel, badan udah mulai linu hehe.. Maklum, beberapa hari ini naik dan turun gunung :) tapi masih semangat 45 dong!! Kan masih ada Shangrila & Huangshan, the most beautiful place hehe..

Rencana awal setelah makan malam kami akan ke Old Town, belanja. Tapi hujan makin deras, petirnya horor banget. Nggak jadi deh.. Akhirnya kami hanya ke supermarket dan makan mie instan Cina. Trus bobo, cape buangettttt.. Besok perjalanan sekitar 5 jam ke Shangrila. Wooow, makin dekat ke Huangshan nihh!! Smangatttt..

1 comment:

Unknown said...

Halo , lagi pengen ke Lijiang pas browsing nemu ini. waktu kesini arrange sendiri atau pake Tour ya ?